"Mana ekspresinyyaaaa?"... Begitulah yang dikatakan seorang lelaki dalam sebuah iklan rokok di TV. Si lelaki itu terobsesi menjadi sutradara. Tapi bagiku, lelaki di TV itu lebih mirip pria dungu yang sedang digelandang pasukan Pamong Praja. Tagline dari iklan itu adalah "Apa Obsesimu?"
Benar juga ya? Coba deh tanyakan pada diri sendiri, apa sih obsesi kita? Apa sih cita-cita kita? Waktu kita masih kecil dulu mungkin dengan gampangnya kita akan mengatakan "dokter!" atau "pilot!" bahkan "presiden!" Setelah beranjak dewasa dan semakin sadar akan realita yang dihadapi, biasanya cita-cita akan berbubah haluan. Obsesi akan berkelit dan bahkan (yang paling parah) memudar. Nah, coba deh saat ini, detik ini juga tanyakan pada diri kita masing-masing.. "Apa obsesiku?"
Bisakah kita menjawab dengan waktu kurang dari satu detik? Apakah kita akan menjawab dengan... "Hmm anu.. itu tuh.. dulu sih gue pengennya..mmm..anu.." Wah keburu kabur tuh obsesinya. Atau akan menjawab..."Gue sih cuma pengen bahagia aja." Hmmm... iya juga sih.. tapi aplikasinya apa? Apakah anda saat ini belum bahagia? Terus, kalau belum bahagia, caranya bikin bahagia apa dong? Banyak duit? Ya berarti obsesinya "Punya banyak duit" bukan "Pengen bahagia".
Nah, jadi apa sih sebenarnya obsesi kita? Stop!!! jangan bilang nggak punya obsesi ya... wah pesimis tuh mas. Nggak baik buat kesehatan jiwa. Kalau saya sih dari dulu obsesinya sederhana saja. Saya pingin menjelajahi Nusantara dan saya akan menulis buku tentang kisah-kisah petualangan. Saya pingin menjadi seorang penulis petualangan dan travel journalist. Saya nggak pernah kapok dibilang sebagai orang aneh, ini itu dan lain-lain. Ada juga yang bilang saya ini terlalu idealis dan ada juga yang bilang saya sok cinta tanah air. Lho terus kalau nggak cinta tanah air, negeri ini siapa yang jaga? Saya selalu bermimpi bisa berkeliling Nusantara dan dunia. Entah bagaimana caranya. Saya bukan tipe orang yang banyak duit. Hampir semua penghasilan yang saya dapat saya pergunakan untuk backpacking, menjelajah kemana saja ke pelosok negeri ini. Bagi saya, backpacking adalah wajib hukumnya. Sama dengan Sholat dalam Islam. Seperti kata teman saya, "It's not about the destination, It's about the Journey."
Kenapa obsesi saya seaneh itu? Waktu kecil dulu saya begitu mengagumi kisah Majapahit dengan Gajah Mada-nya yang menyatukan Nusantara ini cuma dengan sebatang keris. Nah sekarang kok sudah ada teknologi canggih, eh malah luas negaranya makin ciut. Ada yang merdeka sendiri, ada yang di ambil negara lain dan yang parah adalah ada yang menjual pulaunya sendiri ke orang asing. Weleh...weleh...weleh...
Makannya, jangan pernah berhenti untuk bermimpi. Katakan saat ini juga.. "Apa sih obsesiku?" dan jawab kalau bisa. Jangan pernah takut untuk bermimpi. Jangan pernah bilang, "Yaa.. duitnya darimana?" atau "Elu mah enak.. banyak duit! nah kalo gue?" Nah yang kayak gini ini yang seumur-umur nggak bakalan punya duit. Yang kayak gini ini yang sebenarnya sudah mati perlahan-lahan. Jika kita berpikir "nggak punya duit", ya sampai kiamat juga nggak bakal punya duit...
Saran saya, jangan biarkan apa yang ada sekarang menjajah dirimu, jangan biarkan struktur hirarki organisasi memudarkan mimpi-mimpi, bermimpilah, pikirkan apa yang membuat kamu bahagia, pikirkan dan fokuskan setiap hari....
Bagaimana? apa obsesimu?
Benar juga ya? Coba deh tanyakan pada diri sendiri, apa sih obsesi kita? Apa sih cita-cita kita? Waktu kita masih kecil dulu mungkin dengan gampangnya kita akan mengatakan "dokter!" atau "pilot!" bahkan "presiden!" Setelah beranjak dewasa dan semakin sadar akan realita yang dihadapi, biasanya cita-cita akan berbubah haluan. Obsesi akan berkelit dan bahkan (yang paling parah) memudar. Nah, coba deh saat ini, detik ini juga tanyakan pada diri kita masing-masing.. "Apa obsesiku?"
Bisakah kita menjawab dengan waktu kurang dari satu detik? Apakah kita akan menjawab dengan... "Hmm anu.. itu tuh.. dulu sih gue pengennya..mmm..anu.." Wah keburu kabur tuh obsesinya. Atau akan menjawab..."Gue sih cuma pengen bahagia aja." Hmmm... iya juga sih.. tapi aplikasinya apa? Apakah anda saat ini belum bahagia? Terus, kalau belum bahagia, caranya bikin bahagia apa dong? Banyak duit? Ya berarti obsesinya "Punya banyak duit" bukan "Pengen bahagia".
Nah, jadi apa sih sebenarnya obsesi kita? Stop!!! jangan bilang nggak punya obsesi ya... wah pesimis tuh mas. Nggak baik buat kesehatan jiwa. Kalau saya sih dari dulu obsesinya sederhana saja. Saya pingin menjelajahi Nusantara dan saya akan menulis buku tentang kisah-kisah petualangan. Saya pingin menjadi seorang penulis petualangan dan travel journalist. Saya nggak pernah kapok dibilang sebagai orang aneh, ini itu dan lain-lain. Ada juga yang bilang saya ini terlalu idealis dan ada juga yang bilang saya sok cinta tanah air. Lho terus kalau nggak cinta tanah air, negeri ini siapa yang jaga? Saya selalu bermimpi bisa berkeliling Nusantara dan dunia. Entah bagaimana caranya. Saya bukan tipe orang yang banyak duit. Hampir semua penghasilan yang saya dapat saya pergunakan untuk backpacking, menjelajah kemana saja ke pelosok negeri ini. Bagi saya, backpacking adalah wajib hukumnya. Sama dengan Sholat dalam Islam. Seperti kata teman saya, "It's not about the destination, It's about the Journey."
Kenapa obsesi saya seaneh itu? Waktu kecil dulu saya begitu mengagumi kisah Majapahit dengan Gajah Mada-nya yang menyatukan Nusantara ini cuma dengan sebatang keris. Nah sekarang kok sudah ada teknologi canggih, eh malah luas negaranya makin ciut. Ada yang merdeka sendiri, ada yang di ambil negara lain dan yang parah adalah ada yang menjual pulaunya sendiri ke orang asing. Weleh...weleh...weleh...
Makannya, jangan pernah berhenti untuk bermimpi. Katakan saat ini juga.. "Apa sih obsesiku?" dan jawab kalau bisa. Jangan pernah takut untuk bermimpi. Jangan pernah bilang, "Yaa.. duitnya darimana?" atau "Elu mah enak.. banyak duit! nah kalo gue?" Nah yang kayak gini ini yang seumur-umur nggak bakalan punya duit. Yang kayak gini ini yang sebenarnya sudah mati perlahan-lahan. Jika kita berpikir "nggak punya duit", ya sampai kiamat juga nggak bakal punya duit...
Saran saya, jangan biarkan apa yang ada sekarang menjajah dirimu, jangan biarkan struktur hirarki organisasi memudarkan mimpi-mimpi, bermimpilah, pikirkan apa yang membuat kamu bahagia, pikirkan dan fokuskan setiap hari....
Bagaimana? apa obsesimu?